Page 5 - 02. BUKU PINTAR JUJUR DAN MURAH HATI FINAL for web
P. 5

Kata Pengantar





                   Sejak dahulu, Indonesia dikenal sebagai negeri yang luas dan memiliki tanah yang subur. Tanah-tanah
               subur di atas negeri kepulauan ini menjadi sandaran hidup rakyatnya melalui kegiatan bercocok-tanam
               sehingga Indonesia dikenal sebagai salah satu negeri agraris yang peranannya diperhitungkan dunia.

                   Sejak berabad-abad lalu hasil bumi dari tanah Nusantara telah menjadi komoditas penting perdagangan
               dunia. Kesuburan tanah dan hasil bumi yang dibudidayakan di atasnya, terutama rempah-rempah telah
               diperdagangkan di pasaran Cina, India, bahkan Persia sejak masa Kerajaan Sriwijaya. Rempah-rempah
               dari Nusantara pula yang membuat bangsa-bangsa Eropa berdatangan kemudian menjajah wilayah
               Nusantara hingga masa kemerdekaan Republik Indonesia.
                   Selain  hasil  bumi  hasil  budidaya,  di  atas tanah  subur  yang terdapat di  Indonesia,  tumbuh  pula
               hutan-hutan lebat dan  elok yang dipuji  banyak  bangsa. Karena hamparan hutan hijau  di  atas pulau-

               pulau di Nusantara pula, maka kepulauan Indonesia dijuluki sebagai negeri Zamrud Khatulistiwa atau
               untaian mutu manikam yang terdapat di garis ekuator.
                   Hutan-hutan yang tumbuh di atas tanah-tanah subur tersebut sangat kaya dengan keanekaragaman
               hayati  (biodiversity).  Beraneka-ragam  flora,  fauna,  menjadikannya  habitat. Karena begit kaya, maka
               hutan di Nusantara juga dianggap penting sebagai bank keanekaragaman hayati penting di dunia, hingga
               mendapat julukan hutan “mega-biodiversity”.

                   Pada saat ini hutan yang berada di atas tanah Indonesia memegang peranan penting bagi
               keseimbangan  iklim  dunia.  Karena  kemampuannya  menyerap  karbon  (gas  karbondiosida)  sekaligus
               penghasil oksigen, maka hutan Indonesia merupakan salah satu “paru-paru dunia”.
                   Semua hal mengagumkan tentang tanah, kehidupan pertanian, dan hutan Indonesia kini terancam.
               Pembalakan kayu yang tak terkendali selama beberapa dekade, telah menghancurkan hutan hujan
               tropis Indonesia. Pohon-pohon ditebangi untuk diekspor bulat-bulat, atau diolah menjadi kayu bahan
               konstruksi, kayu lapis,  dan  bubur  kertas. Bukan rahasia  lagi  jika hampir semua hutan yang ditebangi
               oleh  perusahaan  pemegang  Hak  Pengusahaan  Hutan  (HPH)  di  Indonesia  banyak  yang  meninggalkan
               hutan gundul setelah semua pohon yang memiliki nilai ekonomis tinggi ditebangi.

                   Banyak pula hutan di Indonesia yang menjadi korban pengerukan bahan-bahan tambang yang
               terdapat di bawah lapisan bumi. Sama halnya dengan pembalakan hutan yang dilakukan selama beberapa
               dekade,  kebanyakan  kawasan  yang  dibuka  untuk  penambangan  pun  ditinggalkan  begitu  saja  setelah
               kandungan bahan tambang di kawasan tersebut habis atau tidak lagi ekonomis untuk dikeruk. Kawasan
               bekas hutan pun terbengkalai. Tertimbun batu-batu bahan galian dan terpapar bahan kimia pencemar.
               Kawasan yang semula hutan nan subur itu pun ditinggalkan begitu saja tanpa penanaman kembali.

                   Tidak sedikit pula tanah-tanah subur yang semula merupakan kebun dan sawah pun tak terhindar
               dari  kerusakan.  Program “revolusi  hijau”  yang diperkenalkan  oleh  pemerintahan  orde baru  menjadi
               salah  satu penyebab utamanya. Program  ini  memperkenalkan bahan-bahan  kimia pertanian  berupa
               pupuk dan pestisida. Penggunaan bahan-bahan tidak ramah lingkungan ini membuat tanah pertanian
               Indonesia  kehilangan kesuburan alaminya. Kandungan unsur  organis  di  dalamnya sangat miskin  dan
               lama-kelamaan menjadi tandus.





                                                                           Bab 1 Lahan Kritis di Indonesia  v
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10