Page 6 - 02. BUKU PINTAR JUJUR DAN MURAH HATI FINAL for web
P. 6

Praktik  pertanian  tidak  ramah  lingkungan tersebut semakin luas diterapkan seiring pembukaan
            hutan-hutan subur  di  Indonesia  untuk diubah  menjadi  perkebunan  monokultur  skala besar  misalnya
            (perkebunan  sawit)  dan  hutan  tanaman  industri.  Kesuburan  alami  tanah-tanah  di  Indonesia  tidak
            terbentuk oleh pupuk, tetapi oleh keragaman bahan organis dan mahluk hidup yang ada di dalamnya.
            Baik pepohonan yang menggugurkan daun dan ranting kemudian lapuk terurai bercampur dengan tanah,
            satwa-satwa liar yang membuang kotoran atau yang mati lalu membusuk terurai menggemburkan tanah,
            maupun jasad renik (mikro-organisme) yang hidup dan berkembang di dalam tanah.
                Kini, kesuburan tanah  di  lahan-lahan  pertanian  di  Indonesia  yang semula dibanggakan perlahan
            hilang. Seiring dengan laju kerusakan hutan dan praktik-praktik pengelolaan sumberdaya alam yang tidak

            sejalan dengan prinsip keberlanjutan, lahan hutan dan pertanian di Indonesia yang subur dan bernilai
            tinggi Indonesia perlahan-lahan berubah menjadi kritis. Yang tersisa hanya lahan yang telah mengalami
            kerusakan secara fisik, kimia, dan biologis, atau lahan yang tidak memiliki nilai ekonomis.
                Kini, permasalah lahan kritis menjadi salah satu perhatian besar bagi pembangunan Indonesia menuju
            masa depan. Baik oleh pemerintah, lembaga penelitian dan perguruan tinggi, organisasi atau lembaga
            swadaya masyarakat (LSM), hingga kelompok-kelompok masyarakat misalnya kelompok tani. Salah satu
            perhatian terbesar adalah bagaimana atau upaya apa yang mesti ditempuh untuk memperbaiki lahan
            kritis yang tersebar luas di Indonesia.

                Salah satu usaha yang banyak dilakukan adalah melalui usaha penghijauan atau penanaman
            kembali (reboisiasi) lahan-lahan kritis dengan beraneka tumbuhan. Reboisasi dilakukan dengan tujuan
            menghutankan kembali lahan bekas hutan yang telah mengalami kerusakan.
                Pada kenyataannya, tidak semua usaha penghutanan kembali tersebut berhasil. Selain karena kondisi
            lahan  kritis  yang  sudah  sedemikian  parah  sehingga  tumbuhan  yang  ditanam  di  sana  sukar  tumbuh,
            ada pula karena kesalahan dalam memilih jenis tanaman untuk kegiatan reboisasi lahan kritis tersebut.

                Buku Menghijaukan Lahan Kritis dengan Tanaman Perintis akan lebih banyak membahas penghijauan
            lahan kritis dengan jenis tumbuhan yang memiliki daya tumbuh yang baik sekalipun ditanam di lahan-
            lahan  kritis.  Pada  umumnya,  jenis  tumbuhan  ini  mampu  tumbuh  cepat  serta,  relatif  tahan  terhadap
            kekeringan dan kekurangan unsur hara, serta memiliki kemampuan beradaptasi di lahan kritis. Ada pula
            jenis tanaman perintis yang selain dapat tumbuh baik di lahan kritis, juga memiliki kemampuan untuk
            menyuburkan tanah.
                Demikianlah buku Menghijaukan Lahan Kritis dengan Tanaman Perintis ini disusun. Semoga menjadi

            sumbangan untuk memperbaiki  lahan-lahan  kritis  maupun  kerusakan  lingkungan secara umum, dan
            memperbaiki Indonesia.






                                                                                              Jakarta, 2018



                                                                                                    Penulis









               vi       Menghijaukan Lahan Kritis
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11