Page 36 - 02. BUKU PINTAR JUJUR DAN MURAH HATI FINAL for web
P. 36

Akhirnya, membaca menjadi kegemarannya. Tiada hari tanpa membaca. Semua buku, termasuk                        2.   Jenderal Sudirman
                 surat kabar, dibacanya. Kalau ada kesulitan dalam memahami buku-buku dan surat kabar yang                                   Jenderal Sudirman merupakan salah satu tokoh besar di antara sekian banyak orang lainnya
                 dibacanya, ia selalu menanyakan kepada bapaknya. Melalui buku-buku inilah, Kartini tertarik pada                       yang pernah dilahirkan oleh suatu revolusi. Pada saat usianya masih 31 tahun ia sudah menjadi
                 kemajuan berpikir wanita Eropa, khususnya Belanda, yang pada waktu itu masih menjajah Indonesia.                       seorang jenderal. Meski menderita sakit paru-paru yang parah, ia tetap bergerilya melawan Belanda.
                 Timbul keinginannya untuk memajukan wanita Indonesia. Wanita tidak hanya sibuk di dapur tetapi                         Ia berlatar belakang seorang guru HIS Muhammadiyah di Cilacap dan giat di kepanduan Hizbul
                 juga harus memunyai ilmu.
                                                                                                                                        Wathan.
                     Ia mulai dengan mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan tulis-menulis dan ilmu
                 pengetahuan lainnya. Di tengah kesibukannya ia tidak berhenti membaca dan juga menulis surat
                 kepada teman-temannya yang berada di Negeri Belanda. Tak berapa lama ia menulis surat kepada
                 Mr. J. H. Abendanon. Ia memohon diberikan beasiswa untuk belajar di negeri Belanda.Beasiswa yang
                 didapatkannya tidak sempat dimanfaatkan Kartini karena ia dinikahkan oleh orangtuanya dengan
                 Raden Adipati Joyodiningrat. Setelah menikah ia ikut suaminya ke daerah Rembang. Suaminya
                 mengerti dan ikut mendukung Kartini untuk mendirikan sekolah wanita. Berkat kegigihannya, Kartini
                 berhasil mendirikan Sekolah Wanita di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon,
                 dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah “Sekolah Kartini”. Ketenarannya tidak membuat
                 Kartini menjadi sombong, ia tetap santun, murah hati, menghormati keluarga dan siapa saja, tidak
                 membedakan antara yang miskin dan kaya.











                                                                                                                                                                         Gambar 4.4. Jenderal Sudirman.
                                                                                                                                                      Sumber: http://rudisony.wordpress.com/2009/03/11/jenderal-sudirman-1916-1950/


                                                                                                                                             Pada zaman pendudukan Jepang, ia masuk tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor, langsung
                                                                                                                                        menjadi Komandan Batalyon di Kroya. Lalu, ia diangkat menjadi Panglima Divisi V/Banyumas sesudah
                                                                                                                                        TKR terbentuk, dan akhirnya terpilih menjadi Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia (Panglima
                                                                                                                                        TNI). Ia merupakan Pahlawan Pembela Kemerdekaan yang tidak peduli pada keadaan dirinya sendiri
                                                                                                                                        demi mempertahankan Republik Indonesia yang dicintainya. Ia tercatat sebagai Panglima sekaligus
                                                                                                                                        Jenderal pertama dan termuda Republik ini.

                                                                                                                                            Sudirman merupakan salah satu pejuang dan pemimpin teladan bangsa ini. Pribadinya teguh
                                                                                                                                        pada prinsip dan keyakinan, kemurahan hatinya membuatnya selalu mengedepankan kepentingan
                                                                                                                                        masyarakat banyak dan bangsa di atas kepentingan pribadinya. Ia selalu konsisten dan konsekuen
                                                                                                                                        dalam membela kepentingan tanah air, bangsa, dan negara. Hal ini boleh dilihat ketika Agresi
                                                                                                                                        Militer II Belanda. Ia yang dalam keadaan lemah karena sakit tetap bertekad ikut terjun bergerilya
                                                     Gambar 4.3. R. A. Kartini.                                                         walaupun harus ditandu. Dalam keadaan sakit, ia memimpin dan memberi semangat pada prajuritnya
                                             Sumber: http://www.andibachtiar.com/?p=455                                                 untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda. Itulah sebabnya kenapa ia disebut sebagai salah satu
                                                                                                                                        tokoh besar yang dilahirkan oleh revolusi negeri ini.
                      Pada tanggal 17 september 1904, Kartini meninggal dunia dalam usianya yang ke-25, setelah
                 ia melahirkan putra pertamanya. Setelah Kartini wafat, Mr. J. H. Abendanon mengumpulkan dan                                Sudirman yang dilahirkan di Bodas Karangjati, Purbalingga, 24 Januari 1916, memperoleh
                 membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R. A. Kartini kepada para temannya di Eropa. Buku                        pendidikan formal dari Sekolah Taman Siswa, sebuah sekolah yang terkenal berjiwa nasional yang
                 itu diberi judul Door Duisternis Tot Licht yang artinya “Habis Gelap Terbitlah Terang”.                                tinggi. Kemudian, ia melanjutkan ke HIK (sekolah guru) Muhammadiyah, Solo tapi tidak sampai
                                                                                                                                        tamat. Sudirman muda yang terkenal disiplin dan giat di organisasi Pramuka Hizbul  Wathan ini



          30     Buku Pintar Jujur dan Murah Hati                                                                                                                                   Bab 4 Tips dan Trik Berbagai Pedoman Kemurahan Hati  31
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41