Page 48 - 02. BUKU PINTAR JUJUR DAN MURAH HATI FINAL for web
P. 48

Suwito menjawab pertanyaan hakim tersebut. “Bapak hakim yang saya muliakan. Saya ini orang                             Setelah pemberontakan dilenyapkan, pejabat lokal memberikan penghargaan kepada Diwu. Ia diberi
            miskin dan tidak memiliki timbangan di rumah saya.”                                                                    jabatan memimpin kantor kejaksaan dan biro pajak setempat. Dia tahu tanggung jawabnya besar, dan
                                                                                                                                   berulang kali mengatakan kepada bawahannya, “Di posisi kita, segala sesuatu yang kita katakan atau
                Hakim pun bertanya kembali kepada Suwito “Lalu, bagaimana saudara tahu kalau berat jagung
            tersebut lima kilogram?”                                                                                               lakukan memengaruhi kehidupan masyarakat. Kita tidak boleh membahayakan orang atau menjadi serakah.”
                                                                                                                                       Ketika atasannya ingin memberikan gaji yang lebih tinggi, ia menolak dan berkata, “Kehidupan
                Suwito pun menjawab “Sebelum saya menjual jagung hasil kebun saya kepada Pak Rahmat, saya                          masyarakat sudah sangat sulit. Bagaimana saya dapat menambah beban mereka?” Ketika Diwu menjadi
            sebelumnya membeli 5 kilogram bawang dari beliau. Bawang seberat 5 kilogram inilah yang saya pakai                     Administrator Daerah Kuaiji, meskipun dia menjadi pejabat tinggi, dia masih sangat hemat. Dia mengenakan
            sebagai  takaran timbangan  saya, untuk menjual jagung kepada Pak Rahmat, Bapak hakim yang saya                        pakaian katun dan makan beras kualitas rendah. Dia bahkan mencari makanan kuda sendiri. Istrinya
            hormati.”
                                                                                                                                   memasak makanan sendiri. Setiap gajian, ia hanya mengambil apa yang dibutuhkan keluarganya untuk
                                                                                                                                   makanan serta pakaian, dan sisanya disumbangkan kepada orang miskin. Dia percaya keluarganya tidak
                                                                                                                                   boleh mengumpulkan kekayaan dan oleh karenanya tidak membeli rumah megah atau barang-barang
                                                                                                                                   mewah.

                                                                                                                                       Seorang temannya berkata, “Setiap orang memiliki nasibnya sendiri. Anda hanya seorang. Berapa
                                                                                                                                   banyak orang yang dapat Anda selamatkan? Bagaimana mungkin Anda dapat membantu semua orang?”

                                                                                                                                       Diwu berkata, “Ini adalah keinginan saya dan niat adalah yang paling penting.”

                                                                                                                                       Temannya berkata, “Anda sangat hemat, sederhana dan hidup jujur. Namun, jika Anda tidak memiliki
                                                                                                                                   rumah bagus dan kekayaan, apa yang anda wariskan kepada keturunan Anda?”

                                                                                                                                       Diwu tersenyum dan berkata, “Anda terlalu khawatir. Warisan kebajikan akan sampai ke anak cucu
                                                                                                                                   saya.”

                                                                                                                                       Ketika ia  diangkat  menjadi  Administrator  Daerah  Shu,  kebanyakan  pejabat  pemerintah  di  daerah
                                                                                                                                   mengejar uang dan tidak memperhatikan masyarakat. Ia memecat semua pejabat korup dan mengangkat
                                                                                                                                   orang-orang yang memunyai integritas. Atas kebijakan tersebut, tak seorang pun pejabat pemerintah
                                                                                                                                   daerah menerima suap lagi. Dia juga mempromosikan banyak pejabat yang bermoral baik dan memiliki
                                                                                                                                   kemampuan kepada pemerintah pusa, beberapa di antaranya kemudian menjadi pejabat sangat tinggi.
                                                                                                                                   Semuanya tetap jujur dan tidak korup.

                                                                                                                                       Diwu adalah orang lurus dan mengikuti aturan. Dia tidak menjilat penguasa. Pada waktu itu, seorang
                                                                                                                                   kerabat Ratu bertindak sangat arogan dan memegang banyak kekuasaan.  Tidak ada seorang pun di
                          Gambar 5.1. Menimbang dengan kejujuran akan mendatangkan untung yang berlipat ganda.
                                             Sumber: http://gkbikrg.wordpress.com/2009/04                                          pemerintah pusat berani memberi nasihat. Ketika Diwu mulai bekerja di pemerintah pusat, ia menulis
                                                                                                                                   banyak surat kepada Kaisar untuk memberikan saran terhadap orang ini. Ia juga menulis dalam suratnya
                                                                                                                                   bahwa orang-orang yang tidak memiliki integritas atau kemampuan tidak boleh menjadi pejabat. Banyak
            D.  Kisah Diwu Lun, Seorang Pejabat Istimewa                                                                           pejabat memusuhinya.


                Diwu Lun adalah seorang pejabat pada Dinasti Han Timur awal. Dia tinggal di Provinsi Shaanxi. Dia                      Salah seorang rekannya berkata, “Kamu menghormati kebaikan dan keadilan, yang sangat mulia bagi
            jujur, bersahaja, dan murah hati. Tidak peduli di mana ia bekerja, ia selalu penuh perhatian terhadap                  seorang pria. Namun, kita adalah pejabat pemerintah, dan kita perlu tahu bagaimana sistem bekerja.
            rakyat. Ia menjadi pejabat yang istimewa karena hal-hal berikut ini.                                                   Jika Anda tidak menyesuaikan diri, pada akhirnya Anda akan menyesal.”

                Sejak ia masih anak-anak, Diwu sangat ingin membantu orang yang mengalami kesulitan. Selama                            Diwu berkata, “Kebaikan dan kebajikan adalah jalan hidup saya. Itu hal yang terpenting. Bagaimana
            pemberontakan yang dipimpin oleh  Wang Mang, ada banyak bandit di lingkungannya, dan orang                             saya dapat kehilangan keduanya untuk menjaga pemerintah? Anda bermaksud baik, tetapi Anda tidak
            sekampung Diwu bergantung padanya. Mereka memilihnya sebagai pemimpin setempat untuk melawan                           mengerti aspirasi saya.”
            bandit. Diwu memimpin orang-orang membangun benteng-benteng untuk melindungi diri. Puluhan                                 Diwu mendapatkan penghargaan dan kepercayaan Kaisar Zhang dari Dinasti Han, dan dipromosikan
            kelompok pasukan pemberontak datang, tetapi tidak ada yang mampu menaklukkan benteng-benteng                           ke posisi tertinggi. Dia memajukan pendidikan dan melakukan banyak hal untuk mensejahterakan rakyat.
            mereka.
                                                                                                                                   Dia  mengatakan  kepada  orang  di  sekitarnya, “Kebaikan  dan  kebajikan  tidak  dapat  diperoleh  melalui


          42     Buku Pintar Jujur dan Murah Hati                                                                                                                             Bab 5 Kisah-kisah Hebat tentang Kejujuran dan Kemurahan Hati  43
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53