Page 50 - 02. BUKU PINTAR JUJUR DAN MURAH HATI FINAL for web
P. 50
pertempuran. Keduanya adalah sifat hakiki manusia, dan sumber bagi semuanya. Aku menyesal karena Keesokan harinya, Tijn ke sekolah dengan membawa kuteks, cat kuku mamanya.Di kelas dia berusaha
tidak melakukan perbuatan yang lebih baik dalam kehidupan ini, namun aku telah menerima begitu mencari dana dengan cara mengecat ke-10 jari teman-teman dengan upah € 1 ( = Rp 15.000). Ternyata
banyak berkah, di luar bayanganku!” teman-teman menyukai aksi ini. Besoknya, murid-murid kelas lain pun minta dicat kuku-kuku jari tangan
mereka.
Setiap orang dari kita harus belajar untuk selalu menjaga pikiran baik, melakukan perbuatan baik,
memperhatikan orang lain, dan benar-benar bertanggung jawab untuk diri kita sendiri. Singkat kata, usahanya mengumpulkan dana makin populer. Orang tua Tijn menjadi terharu.Suatu
hari, orang tua Tijn membuat rumah kaca di depan rumahnya, karena banyak yang datang ke rumah
E. Kisah Tjin dan rumah mereka kecil.Di rumah kaca ini, sepulang sekolah dia melakukan pengecatan kuku dengan
kuteks.TV terkenal di Belanda mendengar aksi ini dan mendokumentasikannya.
Tijn Kolsteren (5 tahun), pada tahun 2016 lalu merasa tidak enak badan dan mual. Suhu badannya
naik mencapai 41 derajat. Setelah ke dokter dan RS, Tijn di vonnis menderita kanker ganas di otak nya. Sejak itu, datanglah orang-orang dari berbagai kota untuk menyumbang uang. Tetapi jangan lupa,
Dokter mengatakan bahwa kemoterapi bisa dilakukan untuk memperpanjang usianya 1 atau 2 thn. Tijn baru berusia 5 tahun dan dalam kondisi sakit. Para donatur tahu diri. Banyak yang datang dan bilang:
Orang tua Tijn tentu saja merasa sedih. Si pasien sendiri tetap saja cerah ceria. cat 1 jari saja ya, Nak. Ini uang € 100.
Banyak artis, pejabat-pejabat yang minta dicat kuku jarinya oleh Tijn dengan memberi uang € 1000.
Bulan berganti bulan.Mulai tahun 2016 sampai bulan Mei 2017, jumlah uang yang terkumpul sekitar
(jangan terkejut) = € 2.800.000 (× Rp 15.000), sekitar Rp. 42 miliar..
Semua uang diserahkan ke Palang Merah Belanda.Hal ini sesuai dengan keinginan Tijn: Uang ini
semuanya harus diberikan kepada anak-anak miskin di seluruh dunia yang menderita kanker otak.Pada
tanggal 8 Juli 2017, di pagi hari, Tijn meninggal dunia di rumahnya.
Tijn hanya mencapai usia 6 tahun
F. Kisah Seorang Gembala Sapi
Pada suatu hari, seorang anak gembala menggembala ternaknya di padang yang ada di tepi sebuah
hutan. Beberapa lama kemudian ia merasa bosan, karena padang itu sunyi. Dia kemudian berpikir untuk
membuat sebuah lelucon. Lalu ia berteriak, ”Serigala…! Serigala...! Seekor serigala menyergap sapi-sapiku!
Tolooong...!”
Dia yakin orang-orang dari desa terdekat, jika mendengar teriakannya, akan segera datang memberi
bantuan dan itu akan mengusir kebosanannya. Benar, teriakannya menarik perhatian penduduk desa.
Mereka segera datang bersenjatakan tongkat dan pentung, siap untuk menghalau serigala.
Gambar 5.2. Tjin yang murah hati
Sumber:https://www.ikahana.com/wp-content/uploads/2017/07/ ”Di mana serigalanya?” tanya mereka ketika mereka tidak melihat seekor serigala pun.
kisah-inspiratif-seorang-anak-yang-murah-hati-tijn-kolsteren.jpg
Anak gembala itu spontan menjawab, ”Oh, tidak ada serigala! Saya hanya melucu saja.” Ia tertawa
terbahak-bahak.
Pada saat kemoterapi yang pertama di RS dia bertanya kepada dokter, apakah banyak anak yang Dengan marah, seorang penduduk desa berkata, ”Tidak bisa melucu seperti ini!” Mereka kemudian
menderita seperti dia? Iya, kata dokter. Di seluruh dunia ada saja anak-anak kecil yang menderita seperti pergi sambil bersungut-sungut.
dia, tetapi tidak semua anak bisa ke dokter. Dokter menjelaskan, bahwa tidak setiap anak mempunyai
orang tua kaya. Di negara-negara miskin banyak dari mereka yang menderita menunggu kematiannya. Akan tetapi, si anak gembala melakukan hal yang sama untuk kedua dan ketiga kalinya. Penduduk
desa yang marah itu sampai mengancam akan memukulnya, jika dia berkata yang tidak benar lagi.
Setiba di rumah, Tijn berkata kepada orang tua nya,”Papa, saya harus bekerja mencari uang untuk
membantu anak-anak yang sakit kanker otak.” Pada suatu hari, seekor serigala benar-benar memangsa sapi-sapinya. Anak gembala itu berteriak
minta tolong, tetapi sia-sia. Para penduduk desa berpikir bahwa itu hanya lelucon. Akibatnya, serigala
Papa Tijn tertawa terharu dan tidak menggubris ucapannya. berhasil membawa lari seekor sapi miliknya dan anak gembala itu pun sangat sedih.
44 Buku Pintar Jujur dan Murah Hati Bab 5 Kisah-kisah Hebat tentang Kejujuran dan Kemurahan Hati 45