Page 13 - 02. BUKU PINTAR JUJUR DAN MURAH HATI FINAL for web
P. 13
Jika pemanfaatan lahan dilakukan secara sembrono, maka lambat laun lahan akan mengalami
penurunan kualitas. Pada tingkat paling parah, lahan akan menjadi lahan mati atau setidaknya menjadi
lahan kritis.
B. Pengertian Lahan Kritis
Makna kata kritis pada istilah lahan kritis memiliki kaitan dengan keadaan biofisik yang dapat
menyangkut fungsi produksi, fungsi lingkungan, fungsi konstruksi, serta fungsi lainnya, atau semua
fungsi lahan. Keadaan tersebut dapat terjadi bawaan alami seperti yang ada pada gurun, atau karena
kerusakan oleh alam (bencana alam), dan akibat perilaku manusia yang melakukan kesalahan dalam
penggunaan lahan.
Istilah lahan kritis sendiri sudah banyak dijabarkan definisinya oleh para ahli maupun lembaga.
Salah satunya adalah definisi bahwa lahan kritis adalah lahan yang penggunaannya tidak sesuai
dengan kemampuan lahan sehingga terjadi kerusakan secara fisik, kimia, dan biologis yang berakibat
membahayakan fungsi hidrologis, sosial-ekonomi, produksi pertanian, ataupun bagi permukiman. Hal ini
dapat menimbulkan erosi dan longsor di daerah hulu serta terjadi sendimentasi dan banjir di daerah
hilir. Lahan kritis tidak mampu secara efektif digunakan untuk lahan pertanian, sebagai media pengatur
tata air, maupun sebagai pelindung alam lingkungan.
Departemen Kehutanan mendefinisikan lahan kritis sebagai lahan dalam kawasan hutan maupun
di luar kawasan hutan yang telah mengalami kerusakan sehingga kehilangan atau berkurang fungsinya
sampai pada batas yang ditentukan atau diharapkan. Definisi kehutanan menitikberatkan lahan kritis
dari segi hidrologi lahan dan kurang memperhatikan kondisi tanah.
Menurut Balai Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat atau BALITBANGTANAK, lahan
kritis merupakan lahan yang telah mengalami kerusakan fisik tanah karena berkurangnya penutupan
vegetasi dan adanya gejala erosi yang akhirnya membahayakan fungsi hidrologi dan daerah lingkungannya.
Sebuah lahan dapat dikategorikan sebagai lahan kritis atau tidak berdasarkan beberapa ciri. Ciri
utama lahan kritis adalah gundul, gersang, bahkan muncul batu-batuan di permukaan tanah, dan topografi
lahan pada umumnya berbukit atau berlereng curam. Tingkat produktivitas lahan rendah ditandai dengan
tingginya tingkat kemasaman tanah. Lahan kritis juga ditandai dengan tumbuhnya vegetasi alang-alang
yang mendominasi ruang tumbuh di atas permukaan tanah.
Balai Penelitian Tanah dan Agroklimat telah mengklasifikasikan lahan kritis menggunakan empat
parameter lahan, yaitu (1) kondisi penutupan vegetasi, (2) tingkat korehan/kerapan drainase, (3)
penggunaan lahan, dan (4) kedalaman tanah. Sesuai dengan parameter-parameter tersebut, lahan kritis
dibedakan ke dalam empat tingkat kekritisan lahan, yakni potensial kritis, semikritis, kritis, dan sangat
kritis. Ciri masing-masing klasifikasi lahan kritis berdasar parameter-parameternya disajikan dalam tabel
berikut.
Bab 1 Lahan Kritis di Indonesia 5