Page 46 - 02. BUKU PINTAR JUJUR DAN MURAH HATI FINAL for web
P. 46
Gambar 4.10. Contoh teras batu yang umum dijumpai di kawasan Wonogiri.
(Sumber: http://bebasbanjir2025.files.wordpress.com/2008/10/tf7.jpg)
C. Konservasi Vegetatif
Metode konservasi vegetatif dapat dilakukan dengan berbagai cara. Teknik yang paling umum
adalah dengan pengaturan pola budidaya tanaman dan penggunaan bahan-bahan organis. Penjelasan
mengenai dua teknik tersebut adalah sebagai berikut.
1. Pengaturan Pola Tanam
Banyak praktik pertanian tradisional dan pengetahuan pertanian modern yang mendukung
konservasi tanah dan air. Pola tanam yang cocok dapat memperbaiki keadaan biofisik, bahkan
memperbaiki kondisi sosial ekonomi petani. Pola tanam yang tepat dapat memperbaiki produktivitas
lahan. Caranya adalah dengan pengaturan pola tanam yang diusahakan agar permukaan lahan dapat
tertutup sepanjang tahun sehingga mampu mengendalikan erosi dan membuat lahan subur tak sampai
menjadi lahan kritis.
a. Pertanaman lorong (Alley Cropping)
Pertanaman lorong (alley cropping) adalah sistem bercocok tanam dan konservasi tanah di mana
barisan jenis tanaman leguminosa ditanam dalam jarak rapat (jarak 10-25 sentimeter) sejajar garis
kontur. Tanaman leguminosa akan membentuk pagar, dan masing-masing baris pagar akan terdapat
lahan terbuka yang menyerupai lorong. Lahan terbuka di antara tanaman pagar dijadikan areal untuk
budidaya tanaman pokok. Biasanya berupa tanaman palawija atau tanaman semusim, seperti jagung,
ubi, dan sayur-mayur.
b. Pertanaman Majemuk (Multiple Cropping)
Pertanaman majemuk adalah sistem pertanaman di mana sebidang lahan ditanami dengan
beberapa jenis tanaman. Teknik ini umum pula disebut kebun campuran. Tujuannya untuk
meningkatkan pendapatan dan mengurangi risiko apabila salah satu tanaman gagal. Hasil tanaman
lain di luar tanaman semusim mampu mengurangi risiko akibat gagal panen dan meningkatkan
nilai tambah bagi petani.
38 Menghijaukan Lahan Kritis