Page 20 - Buku Mengenal Pestisida Nabati
P. 20
6. Terjadinya Ledakan Hama
Rusaknya ekosistem akibat pengendalian organisme pengganggu tanaman yang semata-
mata mengandalkan pestisida, justru membuat persoalan hama menjadi semakin rumit.
Penggunaan pestisida terus-menerus menimbulkan kekebalan (resistensi) sejumlah jenis
hama. Ketika musuh alami mengalami kematian akibat terkena pestisida. Ada jenis hama
lain yang semula bukan hama berbahaya mengalami meningkat populasi, karena populasi
musuh alami tidak lagi mampu mengendalikannya. Akibatnya, ledakan hama pun terjadi.
7. Hilangnya Pengetahuan Lokal dan Kreativitas Petani
Pengenalan teknologi pertanian berbasis bahan kimia sintetik banyak pengetahuan
lokal atau kearifan tradisional terkait kegiatan pertanian selaras alam menghilang.
Petani kehilangan kemandirian dan kreativitas untuk mengatasi permasalahan di lahan
sendiri dengan memanfaatkan bahan-bahan alami yang tersedia di alam. Padahal
sebelumnya, petani tradisional Indonesia telah akrab dengan cara-cara pengendalian
hama menggunakan daun-daunan tertentu atau melalui pengasapan.
8. Punahnya Benih Lokal
Revolusi Hijau memaksa petani menggunakan bibit tanaman jenis hibrida. Jenis bibit ini
dianggap memiliki keunggulan karena berumur genjah (cepat dipanen) dan produktivitas
tinggi. Meski demikian bibit hibrida sangat tergantung pada pupuk dan pestisida kimiawi.
Tanpa pupuk dan pestisida kimia, bibit hibrida tidak akan tumbuh dengan baik hingga
memberikan hasil panen yang diharapkan.
Sebelum Revolusi Hijau dilaksanakan, para petani Indonesia merupakan komunitas mandiri
yang terlatih mengembang-biakkan benih secara swadaya. Hingga tahun 1960-an, petani
Indonesia masih menanam ribuan varietas padi lokal. Jenis-jenis padi lokal tersebut biasanya
lebih adaptif terhadap keadaan alam, misalnya tahan kekeringan, tahan hama, serta tidak
memerlukan pupuk dan pestisida secara berlebihan. Setelah Revolusi Hijau, ribuan benih lokal
yang merupakan plasma nutfah Indonesia punah, dan kemandirian petani dalam hal pemuliaan
benih pun pudar.
Secara sosial, ekonomi, dan budaya, Revolusi Hijau berperan besar dalam meningkatnya
jumlah penduduk miskin di Indonesia. Hilangnya pengetahuan lokal tentang tata cara pertanian
yang selaras alam yang dikembangkan oleh petani selama berabad-abad, berikut memudarnya
kreativitas serta kemandirian petani meningkatkan ketergantungan terhadap pupuk kimia, pestisida,
dan benih hibrida. Akibatnya, biaya produksi pertanian semakin meningkat. Kegiatan pertanian
pun semakin boros dan tidak efisien. Pada akhirnya, Revolusi Hijau gagal menyejahterakan
masyarakat petani Indonesia. Justru, berdasarkan hasil penelitian jumlah penduduk miskin
malah semakin meningkat di pedesaan, dan sektor pertanian memiliki kontribusi besar dalam
peningkatan jumlah penduduk miskin di Indonesia.
12 Mengenal Pestisida Nabati