Page 17 - Buku Mengenal Pestisida Nabati
P. 17
Bab 2
Revolusi Hijau dan Dampak Buruk
Pestisida Kimiawi
Penggunaan pestisida kimiawi secara luas tak lepas dari perkembangan industrialisasi
pertanian. Di Indonesia, penggunaan pestisida menjadi marak sejak penerapan program
Revolusi Hijau pada zaman Orde Baru.
A. Revolusi Hijau
Revolusi Hijau adalah istilah untuk menyebut program perubahan mendasar dalam
pemakaian teknologi budidaya pertanian yang dimulai pada tahun 1950-an hingga 1980-an di
banyak negara berkembang, terutama di kawasan Asia. Hasil yang nyata adalah tercapainya
swasembada (kecukupan penyediaan) sejumlah bahan pangan di beberapa negara yang
sebelumnya selalu kekurangan persediaan sumber makanan pokok, seperti India, Bangladesh,
Tiongkok, Vietnam, Thailand, serta Indonesia.
Sejarah Revolusi Hijau dimulai dari sebuah keberhasilan sebuah penelitian pengembangan
atau budidaya gandum jenis baru hasil temuan seorang ilmuwan Amerika Serikat yang bernama
Norman Borlaug. Jenis gandum baru yang bersifat lebih produktif dan tahan hama temuan
Borlaug dikembangkan di Meksiko pada era 1940-an.
Dengan menggabungkan gandum hasil temuan Borlaug dan teknologi mekanisasi pertanian
baru, Meksiko berhasil menjadi negara pengekspor gandum pada tahun 1960-an. Padahal,
sebelumnya Meksiko harus mengimpor hampir separuh kebutuhan gandum mereka.
Kesuksesan ujicoba modernisasi pertanian di Meksiko membuat teknologi dan sistem
pertanian baru ini menyebar ke seluruh dunia pada tahun 1950-an dan 1960-an. Salah satunya
ke Amerika Serikat. AS pada tahun 1940-an masih mengimpor separuh dari kebutuhan gandum
dalam negeri. Setelah menerapkan teknologi Revolusi Hijau, mereka mampu berswasembada
pangan pada tahun 1950-an dan menjadi eksportir gandum pada tahun 1960-an.
Teknologi Revolusi Hijau terus berkembang dengan bantuan dari lembaga pemerintah dan
swasta, termasuk Rockefeller Foundation dan Ford Foundation. Dengan bantuan lembaga-
lembaga tersebut, pada tahun 1963 Meksiko membentuk pusat penelitian bernama International
Maize and Wheat Improvement Center (IMWIC). Negara-negara di dunia yang ingin merasakan
manfaat Revolusi Hijau ini, mulai melakukan penelitian di bawah pengawasan Borlaug dan
IMWIC.
India misalnya, berhasil mengatasi kelaparan besar pada awal 1960-an dengan menciptakan
padi varietas baru, IR8, dengan bantuan Borlaug dan Ford Foundation. Sejak saat itu, Revolusi
Hijau dan padi varietas baru menyebar ke seluruh Asia.
Bab 2 Revolusi Hijau dan Dampak Buruk Pestisida Kimiawi 9