Page 46 - Berlatih Membuat Skenario Film Sekolah
P. 46

apa yang muncul di benak kita ketika kita mendengar kata “cemburu”, “mencintai”,
               ataupun “jengkel”? Semua gambaran yang ada dari setiap kata yang kita dengar,

               kita tuliskan. Cara seperti ini sangat dapat diandalkan untuk melatih kepekaan calon

               penulis dalam “mengalami” situasi dan kondisi sekelilingnya.

                     Langkah  berikut  dari  teknik  brainstorming  tersebut  adalah  dengan

               mempertentangkan  sebuah  ungkapan,  ekspresi,  kalimat,  atau  apa  pun  yang

               sudah terbiasa kita temui, dengan ungkapan, kalimat atau apa saja yang memiliki
               perbedaan  makna  sebesar  180  derajat.  Contoh  yang  dapat  diungkap  adalah

               “aku bahagia ada di sini”, dipertentangkan dengan “aku kecewa berada di sini.”
               Pertentangan  ini  akan  menimbulkan  gambaran  yang  berbeda  di  benak  si  calon

               penulis dan karenanya akan merangsang imajinasinya untuk bekerja lebih giat lagi.


                     Cara  tersebut  dapat  juga  dikembangkan  dengan  menggunakan  pernyataan,

               pertanyaan,  atau  pengandaian  yang  tidak  atau  kurang  lazim.  Contohnya  adalah
               sebagai berikut, “Apa yang kamu rasakan ketika melihat ibu jarimu memiliki mata?”

               “Bagaimana rasanya bila telinga kita memiliki gigi?” Demikian seterusnya.


                     Pernyataan  serta  pengandaian  yang  tidak  lazim  ini  sengaja  dibuat  seperti
               itu  hanya  untuk  menstimulasi  pikiran  kita  agar  lebih  terbuka.  Pikiran  kita  kerap

               telah  “dipenjara”  oleh  konsep-konsep  dan  aturan-aturan  kaku,  sehingga  kita

               kerap mengalami kesulitan memasuki wilayah kreatif otak kita. Dengan membuat
               pernyataan ataupun mempertanyakan sesuatu yang konyol dan tak lazim, maka

               sebetulnya kita melakukan proses “mengembalikan” kembali kekayaan imajinasi
               yang tersembunyi jauh di dalam pikiran kita yang telanjur terpenjara oleh konsep-

               konsep kelaziman.  Bila proses ini  telah terjadi, maka ide-ide  genial  akan segera

               berhamburan.


                     Proses  seperti  inilah  yang  sebenarnya  harus  dikembangkan  dan  dibiasakan
               penggunaannya, agar kita dengan “mudah” menemukan ide. Tentu saja, di samping

               teknik  ini,  seorang  calon  penulis  cerita  harus  juga  dibekali  bacaan  yang  sangat

               banyak.  Dengan  bacaannya,  ditambah  “kenakalan”  penalarannya  yang  seakan
               tanpa batas itu, diharapkan ada semacam “sintesa”. Inilah pijakan awal seorang

               penulis. Apabila ini dikembangkan lagi, pijakan awal ini dapat merupakan sebuah
               “visi” seorang pengarang.





              40       Berlatih Membuat Skenario Film Sekolah
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51