Page 48 - Berlatih Membuat Skenario Film Sekolah
P. 48
wilayah “serba mungkin” dan akan terangsang untuk terus memberikan
penafsiran-penafsiran.
3. Penyajian
Sebuah cerita, dapat saja disajikan secara berurutan, sejak awalan, tengahan
dan akhiran. Akan tetapi, dapat juga menggunakan teknik yang dinamakan in
medias res. Teknik ini biasanya digunakan untuk “mengikat” si pembaca agar
mengikuti cerita sampai habis, dengan cara “memasukkan” pembaca ke tengah
persoalan, justru ketika dia mulai membaca sebuah cerita.
Teknik penyajian dapat juga menggunakan pilihan sudut pandang, baik “aku-
an” maupun “dia-an”. Sebuah bahan cerita yang sama, apabila diungkapkan
dengan menggunakan sudut pandang yang berbeda akan memiliki kesan yang
berbeda. Pilihan ini, sepenuhnya harus dipertimbangkan oleh seorang penulis,
manakala dia ingin mengungkapkan karyanya.
4. Acuan
Banyak yang menyangka bahwa hanya tulisan ilmiah atau non-fiksi sajalah
yang membutuhkan acuan. Pendapat ini kurang tepat. Semua tulisan, baik
fiksi maupun non-fiksi, memerlukan acuan. Seorang penulis skenario yang
baik, akan selalu mencari sumber-sumber yang dapat digunakan sebagai
bahan ceritanya. Apabila dia hendak menuliskan kisah sejarah, maka dia wajib
mencari tahu semua hal yang berkaitan dengan tulisannya. Apabila hendak
melukiskan suatu etnis tertentu, maka dia pun perlu mencari tahu berbagai
informasi penting yang berkaitan dengan etnis tersebut. Dengan sumber yang
kuat, cerpen yang ditulis oleh si pengarang tersebut akan terasa memiliki “nilai
lebih” karena dia dapat dengan lebih luwes dalam mengekspresikan tulisannya.
Semakin banyak sumber yang diperolehnya, semakian kuat pula cerita yang
diciptakannya. Namun, perlu diingat bahwa sebuah cerpen bukan pertama-
tama dan terutama dinilai dari fakta yang disajikannya.
Perlu ditambahkan di sini bahwa ada beberapa teknik yang menggunakan
acuan–baik sejarah, tokoh legendaris, kebudayaan etnis tertentu–yang
42 Berlatih Membuat Skenario Film Sekolah