Page 61 - Strategi Belajar Berorientasi Kecerdasan Majemuk
P. 61
d. Mengadakan Kontak Pandang
Memandang seluruh siswa dan kemudian memandang siswa tertentu dengan tujuan memberi
perhatian khusus atau mengecek pemahamannya mencerminkan keakraban hubungan siswa-
guru. Ketidakmampuan seorang guru menatap siswanya (mungkin karena malu/sebab lain)
merupakan kekurangan guru dalam mengadakan variasi.
e. Gerakan Badan dan Mimik
Gerakan badan dan mimik yang dapat divariasikan di antaranya adalah ekspresi wajah, gerakan
kepala, gerakan tangan, gerakan bahu, dan lain-lain. Komunikasi dengan gerakan badan dan
mimik secara tepat akan lebih efektif dibanding dengan ucapan yang bertele-tele.
f. Perubahan dalam Posisi Guru
Selama mengajar, guru tidak seharusnya berada di satu posisi tertentu saja. Jika melakukan posisi
berpindah-pindah pun harus terkesan wajar dan tidak dibuat-buat.
2. Variasi Pola Interaksi dan Kegiatan
Pola interaksi ini dapat bervariasi dari yang paling didominasi guru sampai yang berpusat pada diri
siswa. Berdasarkan pengorganisasian siswa, pola interaksi dibedakan menjadi pola interaksi klasikal,
kelompok, dan perorangan. Contoh pola interaksi dan kegiatan adalah sebagai berikut.
a. Kegiatan klasikal: mendengarkan informasi, demonstrasi suatu percobaan, menyaksikan
permainan drama.
b. Kegiatan kelompok kecil: diskusi, melakukan observasi/percobaan, membuat laporan.
c. Kegiatan berpasangan: berunding untuk menjawab pertanyaan yang diajukan secara klasikal,
berlatih menggunakan peralatan tertentu.
d. Kegiatan perorangan: membaca, mengerjakan tugas individu, observasi.
3. Variasi dalam Memanfaatkan Media Pembelajaran
Materi yang sulit dan membosankan akan menjadi lebih menarik bagi siswa jika disajikan melalui
media/alat bantu belajar. Variasi dalam memanfaatkan media pembelajaran dapat dikelompokkan
menjadi variasi dalam memanfaatkan media pembelajaran yang dapat dilihat, didengar, serta yang
dapat diraba dan dimanipulasi.
G. Kreatif Melakukan Interaksi Edukatif
Interaksi edukatif berasal dari dua kata, yaitu interaksi dan edukatif, yang artinya memunyai pendidikan.
Jadi yang dimaksud interaksi edukatif adalah komunikasi timbal balik antara pihak yang satu dengan pihak
yang lain, sudah mengandung maksud-maksud tertentu, yakni untuk mencapai pengertian bersama yang
kemudian untuk mencapai tujuan—dalam kegiatan belajar berarti untuk mencapai tujuan belajar.
Proses interaksi edukatif adalah suatu proses yang mengandung sejumlah norma, semua norma itulah
yang harus guru transfer kepada anak didik. Oleh karena itu, wajar bila interaksi edukatif tidak berproses
dalam kehampaan tetapi dalam dan penuh makna, interaksi sebagai jembatan yang menghidupkan
persenyawaan antara pengetahuan dan perbuatan yang mengantarkan pada tingkah laku sesuai dengan
pengetahuan yang diterima anak didik. Interaksi yang berlangsung di sekitar kehidupan manusia dapat
Bab 4 Mengembangkan Kreativitas dalam Proses Pembelajaran 55