Page 57 - Strategi Belajar Berorientasi Kecerdasan Majemuk
P. 57
dan untuk apa materi pelajaran itu harus mereka pelajari serta apa keuntungan yang akan mereka
peroleh. Selain itu, hendaknya guru tidak lupa untuk mengadakan kesepakatan bersama dengan
para peserta didiknya mengenai tata tertib belajar yang berlaku agar kegiatan pembelajaran
dapat berlangsung lebih efektif.
c. Tersedianya fasilitas sumber belajar dan lingkungan yang mendukung.
Bila di dalam kegiatan pembelajaran telah tersedia fasilitas dan sumber belajar yang “menarik”
dan “cukup” untuk mendukung kelancaran kegiatan belajar-mengajar maka hal itu juga akan
menumbuhkan semangat belajar peserta didik. Begitu pula halnya dengan faktor situasi dan
kondisi lingkungan yang juga penting untuk diperhatikan, jangan sampai faktor itu memperlunak
semangat dan keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar.
d. Adanya prinsip pengakuan penuh atas pribadi setiap peserta didik.
Agar kesadaran akan potensi, eksistensi, dan percaya diri pada diri peserta didik dapat terus
tumbuh, maka guru berkewajiban menjaga situasi interaksi agar dapat berlangsung dengan
berlandaskan prinsip pengakuan atas pribadi setiap individu. Dengan demikian, kemampuan
individu, pendapat atau gagasan, maupun keberadaannya perlu diperhatikan dan dihargai. Yang
penting lagi guru hendaknya rajin memberikan apresiasi atau pujian bagi para peserta didik,
antara lain dengan mengumumkan hasil prestasi, mengajak peserta didik yang lain memberikan
selamat atau tepuk tangan, memajang hasil karyanya di kelas, atau bentuk penghargaan lainnya.
e. Adanya konsistensi dalam penerapan aturan atau perlakuan oleh guru di dalam proses belajar-
mengajar.
Perlu diingat bahwa bila terjadi kesalahan dalam hal perlakuan oleh guru di dalam pengelolaan
kelas pada waktu yang lalu maka hal itu berpengaruh negatif terhadap kegiatan selanjutnya.
Penerapan peraturan yang tidak konsisten, tidak adil, atau kesalahan perlakuan yang lain akan
menimbulkan kekecewaan dari para peserta didik, dan hal ini akan berpengaruh terhadap tingkat
keaktifan belajar peserta didik. Oleh karena itu, di dalam memberikan sanksi harus sesuai dengan
ketentuannya, memberi nilai sesuai kriteria, dan memberi pujian tidak pilih kasih.
f. Adanya pemberian “penguatan” dalam proses belajar-mengajar.
Penguatan adalah pemberian respons dalam interaksi belajar-mengajar, baik berupa pujian
maupun sanksi. Pemberian penguatan ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan keaktifan
belajar dan mencegah berulangnya kesalahan dari peserta didik. Penguatan yang sifatnya positif
dapat dilakukan dengan kata-kata: bagus!, baik!, betul!, hebat! Namun, semua itu tidak disajikan
dengan cara berpura-pura tetapi harus tulus dari nurani guru; atau dapat juga dengan gerak
berupa acungan jempol, tepuk tangan, menepuk-nepuk bahu, menjabat tangan, dan lain-lain.
Ada pula dengan cara memberi hadiah seperti buku, benda kenangan, atau diberi hadiah khusus
berupa boleh pulang duluan atau pemberian perlakuan menyenangkan lainnya.
g. Jenis kegiatan Pembelajaran menarik atau menyenangkan dan menantang.
Agar peserta didik dapat tetap aktif dalam mengikuti kegiatan atau melaksanakan tugas
pembelajaran perlu dipilih jenis kegiatan atau tugas yang sifatnya menarik atau menyenangkan
bagi peserta didik di samping juga bersifat menantang. Pelaksanaan kegiatan hendaknya
Bab 4 Mengembangkan Kreativitas dalam Proses Pembelajaran 51