Page 58 - Strategi Belajar Berorientasi Kecerdasan Majemuk
P. 58
bervariasi, tidak selalu harus di dalam kelas, diberikan tugas yang dikerjakan di luar kelas seperti
di perpustakaan, dan lain-lain. Penerapan model “belajar sambil bekerja” (learning by doing)
sangat dianjurkan, di jenjang sekolah dasar antara lain dilakukan belajar sambil bernyanyi atau
belajar sambil bermain. Untuk lebih mengaktifkan peserta didik secara merata dapat diterapkan
pemberian tugas pembelajaran secara individu atau kelompok belajar (group learning) yang
didukung adanya fasilitas/sumber belajar yang cukup. Sekiranya tersedia dianjurkan penggunaan
media pembelajaran sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat lebih efektif.
h. Penilaian hasil belajar dilakukan serius, objektif, teliti, dan terbuka.
Penilaian hasil belajar yang tidak serius akan sangat mengecewakan peserta didik, dan hal
itu akan memperlemah semangat belajar. Oleh karena itu, agar kegiatan penilaian ini dapat
membangun semangat belajar para peserta didik maka hendaknya dilakukan serius, sesuai
dengan ketentuannya, jangan sampai terjadi manipulasi, sehingga hasilnya dapat objektif. Hasil
penilaiannya diumumkan secara terbuka atau yang lebih baik dibuatkan daftar kemajuan hasil
belajar yang ditempel di kelas. Dari daftar kemajuan belajar tersebut setiap peserta didik dapat
melihat prestasi mereka masing-masing tahap per tahap.
Jika siswa belum biasa bekerja efektif dalam kelompok, maka guru boleh menetapkan tugas
masing-masing anggota kelompok dengan mempertimbangkan beberapa hal seperti berikut.
a. Kelompok itu kecil (dua sampai tiga siswa) dan guru menetapkan anggota kelompok.
b. Tugas itu dapat dilaksanakan dalam waktu yang singkat saja.
c. Tugas itu sederhana.
d. Perintah-perintah jelas dan diberikan diberikan selangkah demi selangkah.
e. Guru perlu menyediakan sumber belajar.
f. Guru menerangkan dengan jelas peran setiap siswa di dalam kelompok.
g. Penilaian bersifat informal dan guru perlu membahas dan mendiskusikan tugas itu dengan
siswa.
2. Memanfaatkan Taktik Alat Bantu yang Akseptabel
Dalam proses belajar-mengajar, guru menyampaikan bahan pelajaran. Bahan pelajaran tersebut
bermacam-macam sifatnya dari yang mudah, sedang sampai ke yang sukar. Sifat bahan ini ditinjau
setiap kali proses belajar-mengajar berlangsung dan bila ada di antara anak didik yang kurang mampu
memproses (mengolah) bahan dengan baik sehingga pengertian pun sukar didapat. Inteligensi adalah
faktor lain yang menyebabkannya. Penjelasan guru yang sulit dipahami juga menjadi faktor penyebab.
Pengajar perlu mengetahui sejauh mana bahan yang telah dijelaskan dapat dimengerti oleh murid,
karena dari sinilah tergantung apakah ia dapat melanjutkan pelajaran atau kuliahnya dengan bahan
berikutnya. Bilamana murid belum mengerti bagian-bagian tertentu, pengajar harus mengulangi lagi
penjelasannya. Pada umumnya murid juga tidak tahu sejauh mana bahan yang diterangkan dapat
mereka pahami. Hal ini kiranya dapat dimaklumi, karena mereka tidak memunyai waktu untuk
memikirkan pengetahuan yang baru saja mereka peroleh.
52 Strategi Belajar Berorientasi Kecerdasan Majemuk