Page 26 - 02. BUKU PINTAR JUJUR DAN MURAH HATI FINAL for web
P. 26
Kelompok sumberdaya terbarukan misalnya tumbuhan dan hewan. Sedangkan contoh sumberdaya
tidak terbarukan yang sering juga ditemui di kawasan hutan adalah bahan tambang. Jenis-jenis bahan
tambang sangat beragam, mulai dari minyak bumi dan gas alam, bijih-bijih logam seperti emas,
tembaga, besi, dan mineral lain, hingga batu, serta pasir.
Praktik pemanfaatan sumberdaya alam berupa bahan tambang di kawasan hutan hampir dapat
dipastikan merusak hutan. Pada penambangan skala besar dengan mudah dapat dilihat hutan
ditebangi dalam skala luas. Tanahnya kemudian digali membentuk lubang galian tambang berukuran
raksasa. Penebangan pohon-pohon hutan tidak hanya pada areal lubang galian.
Hutan juga ditebangi untuk pembangunan fasilitas yang dibutuhkan bagi kegiatan tambang, mulai
dari jalan perkantoran, pabrik pengolahan hasil tambang, pergudangan, hingga perumahan pekerja.
Pada pertambangan masa lalu, seringkali hutan juga ditebangi untuk bahan bakar pabrik pengolahan
hasil tambang.
Di balik kemilau hijau hutan hujan tropika di dunia, di dalam tanahnya tersimpan kandungan
emas, tembaga, berlian, dan logam mulia serta batu permata lainnya. Bahan-bahan ini merupakan
sumberdaya ekonomi yang dianggap memiliki nilai ekonomi tinggi. Kegiatan menggali bahan-bahan
tambang tersebut kebanyakan merusak ekosistem hutan hujan tropis dan menyebabkan masyarakat
sekitar hutan tersingkir.
Berapa besar kerusakan hutan akibat kegiatan pertambangan di Indonesia? Hingga saat ini
setidaknya terdapat sekitar 1.830-an izin bagi tambang mineral dan batubara untuk wilayah seluas
lebih dari 28 juta hektare. Sebanyak 150 izin tersebut membolehkan menambang di kawasan hutan
lindung dan kawasan konservasi, luasnya lebih dari 11 juta hektare. Izin pertambangan minyak
dan gas bumi di Indonesia juga mengancam 45 kawasan konservasi seperti Taman Nasional, Suaka
Margasatwa, dan lain-lain yang sebagian besarnya adalah hutan hujan tropika Indonesia.
Dampak dari kegiatan pertambangan diyakini memiliki daya rusak hebat terhadap hutan,
lingkungan hidup, dan mengancam kehidupan masyarakat yang ada di sekitar hutan. Padahal
pendapatan negara dari sektor pertambangan tidak terlalu menguntungkan bila dibandingkan
kerusakan yang terjadi.
Salah satu contoh kerusakan hutan hujan tropika Indonesia terjadi di tanah Papua. Hadirnya
perusahaan tambang bernama Freeport mengeruk kandungan emas di kawasan Pegunungan Ertsberg
dan Grasberg. Perusahaan tambang ini mengupas dan mengubah bentang alam pegunungan menjadi
lubang-lubang raksasa. Lubang tambang Grasberg telah mencapai diameter 2,4 kilometer sedalam
800 meter pada kawasan seluas 499 hektare.
Selain menghasilkan emas, diperkirakan kegiatan tambang ini menghasilkan 700.000 ton limbah
per hari yang berasal dari pengolahan batu-batuan. Limbah dari tambang emas ini diduga mencemari
35.820 hektare lahan daratan dan 84.158 hektare lepas pantai. Pencemaran tersebut menyebabkan
kehancuran hutan dan mengancam kesehatan masyarakatnya. Kerusakan lingkungan telah mengubah
bentang alam seluas 166 km di daerah aliran Sungai Ajkwa. Lahan kritis pun tercipta di sepanjang
2
daerah aliran sungai.
18 Menghijaukan Lahan Kritis