Page 45 - Strategi Belajar Berorientasi Kecerdasan Majemuk
P. 45

2.  Mengetahui sifat masing-masing sumber belajar, baik secara fisik maupun sifat-sifat yang ditimbulkan
                   oleh faktor lain yang memengaruhi sumber belajar tersebut.
               3.  Mengetahui bagaimana memerolehnya, yaitu tahu benar di mana lokasi suatu sumber dan bagaimana
                   cara memberikan pelayanannya. Kemampuan tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran bahwa
                   guru perlu menyadari pentingnya kemampuan-kemampuan khusus yang dikembangkan bila menginginkan
                   proses belajar mencapai sasaran yang optimal.

                   Berikut ini akan dibahas tiga bagian penting yang dapat menunjang kreativitas penggunaan sumber
               belajar, yaitu mengenai perkembangan sumber belajar, fungsi sumber belajar, peranan sumber belajar
               dalam proses pembelajaran, pola-pola instruksional, serta kualitas dan hasil pembelajaran.

               1.   Perkembangan Sumber Belajar

                   a.   Sumber Belajar Praguru
                       Pada zaman praguru, sumber belajar utamanya adalah orang dalam lingkungan keluarga atau
                       kelompok karena sumber belajar lainnya dianggap belum ada atau masih sangat langka. Bentuk
                       benda yang digunakan sebagai sumber belajar antara lain adalah batu-batu, debu, daun-daunan,
                       kulit  pohon,  kulit  binatang,  dan kulit  kerang. Isi pesan itu sendiri  ada yang disajikan dengan
                       isyarat verbal dan ada yang menggunakan tulisan. Perbedaan ini terletak pada tingkat kemajuan
                       peradaban masing-masing suku bangsa itu sendiri. Sumber belajar jumlahnya langka, sedangkan
                       pencari pengetahuan  jumlahnya lebih  banyak,  maka pengetahuan  diperoleh dengan coba-
                       coba sendiri. Oleh sebab itu, kondisi pendidikan masih sederhana dan berada di bawah kontrol
                       keluarga dan  anggota masyarakat,  pendidikan masih  tertutup, rumusan  tujuan  pembelajaran
                       tidak dirumuskan dalam kurikulum. Sehingga tidak ada keteraturan isi pembelajaran.


                   b.   Lahirnya Guru sebagai Sumber Belajar Utama
                       Pendidikan pada zaman praguru tahap demi tahap berubah. Akibat perubahan itu terjadi pula

                       perubahan  pada  sistem pendidikan  dan  pada  kondisi  sumber belajar  komponen  lainnya dari
                       sistem tersebut. Dengan demikian terjadi perubahan pada cara pengelolaan, isi ajaran, peranan
                       orang, teknik yang digunakan, desain pemilihan bahan. Namun demikian sumber belajar masih
                       sangat terbatas, sehingga kedudukan orang merupakan belajar utama. Proses belajar tidak lagi
                       ditangani oleh anggota keluarga, tetapi sudah diserahkan kepada orang tertentu. Orang yang
                       menangani secara khusus tentang pendidikan disebut “guru”, dibantu dengan sumber belajar
                       penunjang  yang berbentuk masih  sederhana dan  jumlahnya terbatas sekali.  Oleh  sebab  itu,
                       kelancaran proses instruksional dan kualitas pendidikan sangat bergantung pada kualitas guru.


                   c.   Sumber Belajar dalam Bentuk Cetak
                       Adanya perkembangan  industri yang cepat, pada  akhirnya dapat memproduksi  peralatan
                       dan  bahan  yang jumlahnya besar.  Dengan  diketemukannya  alat cetak, maka lahirlah  sumber
                       belajar baru yang berbentuk cetak lainnya yang belum pernah ada sebelumnya. Konsekuensi
                       diketemukannya sumber belajar tersebut adalah terjadinya perubahan tugas dan peranan guru

                       dalam pembelajaran.  Semula  guru merupakan sumber belajar utama yang memunyai tugas
                       sangat berat. Dengan lahirnya sumber belajar cetak maka tugas guru menjadi ringan. Contoh





                                                  Bab 4 Mengembangkan Kreativitas dalam Proses Pembelajaran  39
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50