Page 19 - 02. BUKU PINTAR JUJUR DAN MURAH HATI FINAL for web
P. 19
Semakin miring kelerengan suatu lahan serta semakin panjangnya suatu lereng, maka semakin cepat
pula aliran air yang terjadi, dan semakin besar pula volume airnya.
2. Vegetasi Penutup Tanah
Vegetasi penutup tanah memilik pengaruh besar pada besar kecilnya tingkat erosi terhadap suatu
lahan. Vegetasi berfungsi melindungi permukaan tanah dari tumbukan air hujan, menurunkan
kecepatan dan volume air larian, menahan partikel-partikel tanah pada tempatnya melalui sistem
perakaran dan seresah yang dihasilkan, serta mempertahankan kemantapan kapasitas tanah dalam
menyerap air.
Semakin berkurangnya vegetasi di atas suatu lahan, misalnya karena penebangan hutan secara
serampangan, maka ancaman erosi yang terjadi semakin tinggi. Terjadinya lahan kritis di Indonesia
dalam skala sangat luas, sebagian besar karena hilangnya vegetasi akibat eksploitasi hutan secara
tidak bijaksana.
3. Iklim
Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Secara umum Indonesia memiliki iklim
tropis, tetapi jika ditinjau lebih jauh, iklim di wilayah Indonesia bagian timur lebih kering ketimbang
wilayah bagian barat. Wilayah barat Indonesia memiliki curah hujan lebih tinggi ketimbang wilayah
timur.
Pengaruh iklim terhadap erosi dapat bersifat langsung dan tidak langsung. Pengaruh langsung adalah
melalui tenaga kinetis hujan, terutama intensitas dan diameter butir hujan. Pada hujan yang intensif
dan berlangsung dalam waktu pendek, erosi yang terjadi biasanya lebih besar daripada hujan dengan
intensitas lebih kecil dengan waktu hujan lebih lama.
Lahan kritis terjadi akibat erosi oleh air hujan. Erosi sendiri diakibatkan oleh faktor-faktor iklim,
topografi, vegetasi, kondisi tanah, dan yang paling utama adalah kegiatan manusia. Indonesia memiliki
curah hujan tinggi dan gugusan pegunungan membentang dengan kondisi lahan berlereng. Ketika
tumbuh-tumbuhan di atas lahan ditebangi maka curah hujan yang tinggi memukul langsung permukaan
tanah yang gundul. Butiran tanah terlepas dari ikatannya lalu terbawa hanyut oleh aliran permukaan
(run-off) ke lereng bawah sampai akhirnya mengendap di muara-muara sungai.
Butiran tanah yang terhanyut mengandung zat-zat hara penting untuk tanaman. Dengan demikian
yang tertinggal di atas lahan hanya lapisan bawah tanah (sub soil) atau bahan induk yang tidak subur
dan bukan media tumbuh yang baik untuk pertanian. Para ahli mengatakan bahwa untuk pembentukan
lapisan olah (top oil) setebal 2,5 sentimeter diperlukan waktu 30-300 tahun.
Degradasi tanah yang terus-menerus mengakibatkan terjadinya tanah-tanah kritis bahkan telah
berkembang menjadi tanah mati banyak dijumpai di wilayah Indonesia. Tanah-tanah mati sulit untuk
dipulihkan lagi karena top soil maupun sub oil-nya sudah terkikis, yang muncul di permukaan tinggal
lapisan induk.
Bab 2 Penyebab Terjadinya Lahan Kritis 11